I'm Sorry! Goodbye Part 4


hye kita jumpa lgi sm penulis gaje ini, apa kabarnya? baik ya? baik? ahh? ohh.. baguslah klu kalian baik semua :) hehhe

langsung lanjut cerbungnya aja yukk.. penulisnya gak tau mau basa-basi apa lgi :(

C  E  K  I  D  O  T..


bi imah yg masih dituntun suaminya lalu keular pagar rumah, terlihat disana ada hanni. Hanni langsung menanyakan apa yg terjadi, bi imah hanya tertunduk lesu, sedangkan suaminya bercerita. Spontan terkejut hanni melihat hyunera yg begitu tega, hani dengan rasa bersalah meminta maaf atas perbuatan sahabtnya dan memintaaf karena dirinya bi imah harus dipecat.

hanni yg tak sanggup melihat air mata bi imah, ia langsung membuka pintu mobil yg ia bawa, pertanda menyuruh bi imah dan suaminya masuk kedalm dan berteduh. Tetapi hanni tak mengkuti masuk kedalam mobil, ia melanjutkan permohonan nya kepada hyunera. Hyunera seperti disembah oleh hanni

**
“pak ada hanni nya” tanya reza dengan satpam rumah hanni, satpam hanya menggelebg dan menceritakan yg terjadi tdi sore. Cerita itu keluar secara tiba-tiba
reza langsung kaget dengan apa yg diceritakan, lalu ia masuk kedalam mobilnya, berfikir dimana ia mencari hanni. Satu tempat dipikiran reza yaitu taman,didekat café family dan disebelah pohon rimbang. Yaa reza tau tempat itu, sani sering mengatakan taman dekat café family dan sebelah pohon rimbang

derasnya hujan membuat jalan macet, dan membuatnya berhenti sejenak di suatu café, ia yg tidak bisa melihat jalan saat mengenderai karena cepatnya hujan jatuh ke bumi, seperti hati sani secepat ini ia akan kecewa.
akhirnya reza  sampai ketempat tujuan, melihat kanan, kiri, tak ada satu pun cewe, tetapi bukan namanya reza kalau tidak menunggu.

**
bi imah yg terbaring lemah, spontan suaminya keluar dan minta tolong untuk ke rumah sakit, mempercepat hanni melihat kondisi bi imah lalu menancapkan gas mobilnya, ia meninggalkan rumah hyunera dan tak peduli akan badannya yg terlihat basah kuyup terkena hujan plus air matanya. Rumah sakit terlalu jauh, klinik pun tidak ada disekitar rumah hyunera, akhirnya tanpa bicara ia langsung mengarahkan kerumahnya, karena hanya rumah nya yg paling dekat

sampai didepn pintu rumah hanni, hanni langsung menuntun bi imah, lalu mengetuk pintu rumahnya. Beberapa ketukan seorang gadis membukanya, yg tak lain adalah putri,
“kenapa ini ni” Tanya kaka nya penuh pertanyaa, pembantu dan supir hyunera ada di hadapan nya membuat semakin bingung apa lagi baju adiknya basah
“panjang ceritanya, skrg cepetan bantuin, panggil bi inung” jawab hanni yg sibuk dengan membantu bi imah yg tak sadarkan diri.
“iya,iya.. bi inungg” panggil sang kakak

bi inung akhirnya datng dan membantu, hanni melihat semua org yg baginya sudah ada untuk membanatu bi imah sadar. Ia langsung berlari ke mobil nya dan langsung cabut dri rumahnya. Membuat semua org terdiam melihat aksi hanni. Hanni tanpa arah tujuan, kembali kerumah hyunera tpi akan sia-sia, ia butuh seseorang untuk menenangkan nya, ia butuh yg tak lain adalah sosok sani! Stir mobilnya kearah kanan, tujuan pergi ke taman disebalah pohon rimbang dekat café family

**
reza yg masih menunggu sosok hanni yg belm ia jumpai, hatinya ingin terus duduk dibangku itu, ia mendengar langkah kaki, reza tanpa kata pun membalikan badan, melihat sosok cewek yg tertunduk dengan baju basah, membuatnya yakin itu adalah hanni.
 
“udah berjam-jam gue nunggu, akhirnya lo nongol juga”
gadis itu tak menjawab, Ia dgn pipi basahnya berjalan terus menerus, tanpa arah yg diketaui

“hey lo, lo nganggep gue ada disni atau gak sih nyonya hanni” reza menyamakan langkah dan berkata.
hanni berhenti melangkah dan melihat ke sebelah kanan, terlihat sosok cowok berkaos hitam

“tinggalin gue skrg. Gue lgi gak pingn di ganggu sm siapa pun termasuk lo” ucap gadis itu

“oke fine! Sebelum gue pergi, gue mau ngasih satu hal. Manusia punya kesabaran untk menanti. Dan mungkin skrg kesabaran sani udh dipuncak gunung, Ntr lagi bakalan meledak” ucap cowok berkaos hitam, mengatakan tujuannya dan membalikan badannya lalu pergi meninggalkan hanni.

“sani bukan tisu lo, dia manusia punya hati tp sayang lo gak pernah hargai itu” kata nya, menghentikan langkah lalu berbicara.

“maksud lo?” hanni membalkikan badannya dan bertanya apa maksud reza, apa maksud tisu itu

“lo sadar atau pura-pura gak sadar? Sani sayang sama lo, dia berubah sejak kenal lo, dan gue ucap terima kasih. Tpi kedatangan gue bukan untuk itu, melainkan nyadirin lo betapa berharga nya sani. Sani jatuh cinta ke org yg bener-bener gak tepat. Org yg gak punya hati kyk lo gak pantes ada dihidup sani” bentak nya, iamengatakan dgn keyakinan, ia berharap hanni akan mengerti, pasti saja hanni langsung menegerti

“gue pngin ketemu sani skrg” gadis berambut panjang itu mengatakn lalu bertanya. Hatinya skrg butuh sosok sani, tpi bukan untuk tisu, melainkan minta maaf atas segala semua kehilafannya. Ia bru sadar tisu yg slama ini mengahpus air matanya adalah sani.

“gue gak bisa ngasih tau dia dimana dan gue bukan disuruh sani kesini, melainkan rasa prihatin seorg sahabt , sama kyk lo prihatin dgn sahabat lo sampai lupa sama tisu lo yg udh terbakar skrg” ucapnya skali lagi, ia menegaskan melihat air mata dri gadis itu berjatuhan, seakan tak tega melihat itu semua. Tpi ia harus melakui itu semua, agar tidak menjatuhkan marwah seorg laki-laki.

hanni yg  tertusuk buatan nya sendiri, ia langsung berlalri tegas meninggal akan alam sekitar dan reza.

**
hyunera terbaring di depan pintu rumahnya, terliaht cowok ber mobil berwarna hitam dan memakai jaket biru disamping gadis yg terbaring itu. Pemuda mengangkatny ke mobilnya, rasa kawatir didalam dirinya terpancar jelas. Pemudah itu adalh riko, riko melihat hyunera terbaring seperti itu, hatinya teriris lagi, mungkin melihat wajah hyunera yg begitu pucat.

rumah sakit tujuan riko untuk menghantar gadis yg tak sadarkan diri

**rumah sakit
hyunera yg sudah terbaring diatas kasur, hyunera yg langsung ditangani oleh dokter special di rumah sakit itu.
lalu dokter itu keluar perlahan

“dok kenapa dok dengn hyunera” Tanya riko, dengn ekspresi muka sangat kawatir

“hyunera tertekan, membuat jantungnya lemah. Ia butuh istirahat dan tak banyak berfikir agar tak tertekan” jawb dokter sperti biasa, dokter menjawb dengn simple dan menyakitkan.

riko melihat hyunera terbaring lemah, membuat riko semakin bersalah ia memegang tangan hyunera
“maafin gue hyun, maafin gue” riko mengatakan dgn tulus

“klu lo sembuh gue bakal berusaha untuk mencintai lo, gue janji” riko menyambungkan perkataannya. Mata yg terpejam tdi nya langsung membuka mata nya, melihat hyunera tertawa geli.

“ner gak lucu tau gak? Sejk kpn lo udh sadar?” ucap riko

“ dri lo masuk, gue udh sadar. Haha lo nya berlebih bngt sih hahaha” tertawa hyunera, hatinya sudh membaik
“berarti lo dengr perkataan gue? Buseettt dah, buat malu tau gak?” riko mencubit perut hyunera, sedangkat hyunera memblsnya dgn mencubit pipi riko yg sedang merona.

“ngapain sih malu sama gue? Nyantai aja bang” kata hyunera sambil tersenyum

“lo gak marah sama gue ner?” kata riko menanyakan

“gue gak tau cara buat marah sm lo rik, mungkin gue terlalu sayang sm lo”  bals hyunera, membuat hati riko bergetar.

keadaan semakin membaik, tapi apa yg terjadi dgn sani?, ayoo kita liat kebawah suasana sani

**
sani tak seperti dahulu kala, tak ceria hanya saja ia lebih dingin dri waktu itu. Sani memegang sebuah kertas yg bergambar sosok cewek manis berambut panjang yg tak lain adalah hanni. Ia tak bisa membuang perasaannya, mungkin terlalu cinta, tetapi ia juga tak bisa memaksa hati hanni untk nya.

cinta tak harus memiliki dan cinta tak harus dipaksa, ia akan hilang begitusaja dan datang tanpa di sadar, itulah cinta. Terkadang seseorang mengatakan cinta itu indah, tapi tak selalunya indah! , ada juga yg mengatakan cinta itu rumit tapi tak begitu rumit! Dan setiap pasangan kekasih slalu mengatakan makna cinta, makna yg begitu banyak tpi tak tau makna yg mana cocok dgn kisa cinta sani?

**
hanni meneruskan hidup nya dgn diam, perasaan yg begitu hancur, rasa bersalah terus terbayang. Mencoba meminta maaf tpi tak kunjung dimaafkan, itulah hidup hanni sekarng. Hanni melihat boneka kucing yg terbaring di tmpt ia biasa tidr, boneka itu tak lain adalah chiu, boneka pemberian sani.

“chiu aku lagi sedih, maaf dari aku gak diterima sama tuan kamu, tolongin aku dong” hanni berbaring memegang chiu, bertanya dgn boneka itu, tetapi tak akan pernh dijawab

“chiu tuan kamu lgi apa ya? Aku kangen sama dia, aku menyesal udh sia-siain dia” kata hanni mengacak-ngacak bulu dri kepala chiu. Chiu hanya bisa diam, ia tak tau harus berbuat apa? bukan tak tau tetapi ia tak akan pernah berbuat sesuatu.

**
hari berlalu demi hari, terlihat gadis berambut panjang, pipi cabi melengkapi wajah dri gadis itu, ia berjalan menuju kelasnya dgn sapaan cowok-cowok playboy cap kadal. Tepat di dpan kls 11 Ips gadis itu berhenti, melihat aksi ruang tersebut, sosok cowok berambut ikal yg tak lain adalah sani duduk memainkan gitar berwarna hitam, gadis itu menatapnya lalu tersenyum, melanjutkan perjalan dgn senyuman yg tak biasanya.

“hye hanni, hari ini latihan ya” ucap salah satu guru dihadapan gadis bernama hanni itu

“iya bu” tersenyum, hanya itu yg ada.

sampai di ruang kls, tak ada novel yg menghiasi tempt duduknya seperti biasa, tak ada tas berwarna putih terlihat dan tak ada sosok hyunera disana. Hanya saja kenangan yg tertinggal dri bangku itu, dan lebih penting taka da sosok hyunera diruang kelas.

waktu berlalu demi waktu hyunera yg ditunggu tak kunjung dtng, ia memutuskan untk pergi kerumahnya selepas latihan, tekad untuk meminta maaf kpd hyunera, dan apa pun yg terjadi hanni dgn lapang dada menerimanya, karena itu hak hyunera, ia tak bisa memaksa hyunera untk memaafkannya.

**
jam pulng sudah tiba 5 menit yg lalu, hanni menjalankan tugasnya sebagai penyanyi solo disekolahnya. Ruang music yg ia tujukan arah kakinya melangkah, taka da seseorg di ruang music, suasana yg sepi seperti hatinya, ia memainkan salah satu alat music bernama gitar itu

Ku tutup mataku
dari semua pandanganku
bila melihat matamu
ku yakin ada cinta
ketulusan hati yang mengulir lembut

penguasa alam tolonglah pegangi aku
biar ku tak jatuh pada sumur dosa
yang terkutuk dan menyesatkan cintaku

hanni menyanyikan dgn penghayatan, air mata nya mengalir dan ia membiarkannya, ia memaknakan setiap lirik yg ada, meresapi lagu yg ia bawakan, terasa sempurna lagu itu ia nyanyikan

Andaikan ku bisa lebih adil
pada cinta kau dan dia
aku bukan nabi yang bisa sempurna
ku tak luput dari dosa

seseorang di dpn pintu, mendengar dan melihat seseorg yg ia cintai menyanyikan lagu selembut itu, membuat hatinya mencair dan seseorg itu adalah sani. Sani yg tak tahan dgn keadaan ini, tetapi ia harus menghadapinya.

Biarlah ku hidup seperti ini
takdir cinta harus begini
ada kau dan dia bukan ku yang mau
oh Tuhan tuntunlah hatiku

penguasa alam tolong lah pegangi aku
biar ku tak jatuh pada sumur dosa
yang terkutuk dan menyesatkan cintaku

lagu selesai, tepuk tangan dari bu sinta yg tiba-tiba hadir dihadapannya
“ibu emang gak salah pilih kamu, kamu emg layak untk menjadi penyanyi terkenal” kata bu sinta tersenyum mengagumi suara hanni yg begitu lembut dan merdu, pujian dari bu sinta sering hanni dengar, itu membuatnya terbiasa.

“iya bu makasi” bls nya dan membals tersenyum
“kamu boleh pulang skrg nak, waktu untk latihan kamu sudah cukup” kata bu sinta, hanni hanya mengangguk

**
sani yg enggan menancap gas mobilnya terhenti, melihat sosok hanni keluar dari ruang music dan berarah ke parkiran, dengan muka yg lesu gadis itu berjalan.

“gue kangen sama lo ni. Gue kangen” kata pemuda berambut ikal menatap gadis berkulit putih. Pemuda itu adalah sani.
berlalu sudah mobil jazz berwarna merah meninggalkan halaman sekolah, ia mengikuti mobil jazz merah tersebut.
beberapa menit berlalu mobil jazz merah itu berhenti di salah satu rumah mewah bercat putih, pemilik mobil itu keluar lalu berbicara dgn penjaga rumah bercat putih itu. Gadis pemilik mobil jazz merah tersebut menancap gasnya ke suatu tempt, yg tak asing bagi sani yaitu rumah sakit.

mobil jazz merah tertampang diperparkiran rumah sakit setia indah, pikiran bercabang dan bertanya menghantui sani, ia melihat gadis pemilk mobil itu masuk tegesan-gesa kedlm rumah sakit, dan ia lagi-lagi mengikutinya.
sampai didepan salah satu kamar dirumah sakit itu, gadis yg ia iktui perlahan berhenti

**
hanni yg melihat dri luar kamar 264 sesorg yg terbaring ditemani pemuda bernama riko. Hanni meraskan hatinya terbakar tapi mencoba memadamkannya dan berhasil. Ia menarik nafas panjang mencoba untk masuk apapun yg terjadi.
suara pintu yg terbuka membuat mata hyunera tertuju pd pintu itu, hanni yg terlihat didepan pintu mencoba masuk kedalam melihat kondisinya
“lo ngapain kesini?” kata hyunera membuang pandangannya

“gue cuman mau minta maaf ner, maafin gue” hanni semakin mendekat dan mendekat, mengatakan tujuannya meminta maaf dan menjenguknya

“gak segampang itu maafin penghianat kyk lo” ucapnya pelan tapi mematikan. Riko yg langsung berdiri mendengar perkataan hyunera ia mencoba menenangkan hyunera

“ner bukan hanni yg salah tpi aku, perkataan penghianatan itu seharusnya untk aku bukan untk hanni” riko menjelaskan, ia tak ingin hanni menanggung jawab atas perbuatannya

“udah deh ko, lo gak ush belain dia! Gue gak akan pernh terima maaf dri dia dan gue benci dia, ngerti!” hyunera dgn mata nya memancarkan kebencian amat mendalam

“gue tau gue salah ner, gue tau dan gue sadar! Tpi sebenci itu lo sama gue? Kita sahabt ner dan lo mesti inget” ucap gadis berkulit putih menumpahkan airmatanya

“kita bukan sahabt! Sekarang dan selamanya” hyunera yg tak ingin mengatakan itu, harus mengatakannya. Hanni mendengar perkataan itu membuat hatinya semakin hancur, air mata yg terus mengalir membuatnya meninggkalkan kamar itu, berlari menahan kepedihan yg tambah memuncak.
riko melihat itu semua ingin menyelesaikannya, ia ingn mencoba mengejar hanni tpi tak bisa, ia terhalang dgn tangan hyunera yg melekat di pergelangan tangannya.

sani mendengar semuanya yg sudah terjadi dikamar 264, melihat kepedihan dri seorang gadis bernama hanni. Sani hanya terdiam dan terdiam, ia tau betl perasaan hanni yg semakin pedih, ia bisa merasakannya. Sani tak sanggup lagi melihat hanni menerima ini sendiri, tetapi ia juga harus ingat hubungannya dgn hanni tak membaik.

**
mencoba tegar tapi tak bisa, menahan semua nya tapi tak berhasil, itulah yg dirasakan hanni saat ini, kepedihan dan kepedihan lagi yg muncul. Bukan itu saja ia sekarg seperti manusia tak pantas untk berdiri lagi, manusia yg tak berdaya, manusia yg tak mempunyai makna lagi, manusia yg sudah dibuang kenyataan.

hanni duduk di meja belajrnya, menangis dan menangis yg ia bisa lakukan skrg. Maaf yg ditolak mentah-mentah dgn hyunera, sahabatnya! Membuatnya harus pergi, tapi tak tau harus kemana!. Dan sekrg beban yg berat harus diterimanya sendiri, taka da sani yg menenangkannya lagi, taka da kakanya yg memberi solusi, taka da org tuanya yg memperhatikannya, itu lah hidup hanni saat ini. Ia mencoba mengangkat tangannya dan membuka laci pribadinya, terlihat surat bersampul putih terbaring disana, ia mengambilnya dan menandatangainya tanpa harus memikir, menurutnya tanpa harus dipikir ia sudah tau. Surat itu adlah surat biasiswa ke Negara sakura, ia menerima penawaran dgn alas an agar membahagiakan semua org yg sudah ia sakiti termasuk sani dan hyunera. Hanni menginginkan sani melupakannya agar tak merasakan sakit hati, dgn cara ini mungkin berhasil dan menginginkan cinta riko dan hyunera menyatu kembali, tanpa ada penghalangnya skrg.

“chiu kamu harus kembali ke pemilik kamu, yaitu sani” katanya mengacak-ngacak bulu chiu
“aku bakalan kangen bgt sama kamu, dan aku berharap kamu bisa dapet nyonya lebih dari aku” dan menyempurnakan kalimatnya. Ia memeluk chiu, air mata yg membasahi boneka kucing bernama chiu itu.

angin yg tak terlihat tapi dirasakan, dan itu sperti cinta, cinta tak terlihat tpi dpt dirasakan. Air hujan membasahi bumi, air mata membasahi pipi cabi hanni, mata yg sumbab menjadi hiasan wajah nya, dan hati terobek-robek sperti kertas buku!. Sudah larut malam hanni menarik selimutnya dan memeluk chiu untk terakhir kali nya, chiu sudah sperti temannya sendiri dan skrg harus ia melepaskannya dgn sangat berat.

**
besok yg dinanti oleh seorang hanni sudah tiba. Terlihat bi inung dan bi imah membantu hanni menyusun barang-barang karena besok ia akan berangkat.

“non apa bener non ingin nerima biasiswa itu?” ucap bi inung merasa sesuatu akan kehilangan nantinya

“mungkin ini bi cara yg terbaik untk hidup aku kedepannya dan juga hidup org-org yg udh aku sakitin karena kesalahan aku yg bodoh bi” keluhan hanni

“bibi tau kamu pasti berat untk meninggalkan semua nya” ucap bi imah, mantan pembantunya hyunera yg diusir waktu itu.

“bibi tau aja sih, peramal ya?”colek hanni, candaan hanni mencairkan suasana

“gak non, bibi gak peramal cuman lihat dri matanya non hanni saja” bls bi imah

“oh ya? Berarti mata juga bisa ikut bicara apa yg dirasakan ya bi? Walau tidak langsung” kata hanni menempelkan kepala nya ke bi imah

“mungkin iya non, bibi kurang tau” bls bi imah. Bi inung ikut dlam candaan tak seberapa itu, munkin candaan itu akan merindukannya

“non bakalan balik lagi kesini kan?” Tanya bi inung, merasa sedih kehilangan majikan kesayngannya

“iya bi, nantik aku balik lgi kok, tenang aja! Aku bakaln makan nasi goreng lgi buatan bibi, tapi asal bibi mau buatin untk aku aja” kata hanni smbil meledek bi inung

“pastinya non, bibi akan buat resep bru untk non kemabali lgi kerumah ini” bls bi inung memegang kedua tngn hanni. Hanni yg sudah terbiasa bercanda dgn pembantunya, ia sudah menganggp bi inung org tua keduanya dari org tua kandungnya yg selalu sibuk dgn bisnis dan uang. Membuat hanni kurang kasih sayang, tetapi ia punya putri dan bi inung yg slalu setia disampingnya.

**
hp yg berdering 1 jam yg lalu, menandakan ada sms yg masuk tetapi si pemilik hp blm membukanya.
hp yg terletak di bawah bantal harus di ambil dgn sipemilik, melihat sms yg masuk dan membacanya

gue tunggu lo dicafe family pukul 14.00 pm. Jangan ngaret!

reza si pemilik hp tersebut langsung duduk dan menggaruk kepala nya bagian belakang, ia kebingunan atas sms yg ia baca, apalagi sms itu terkirim dari nomor hp yg tak asing yaitu nomor hp hanni, yg tersimpan di contacnya. Pukul yg sudah menunjukan jam 12 siang teng, membuatnya harus cepat pergi kekamar mandi walau ia mals.

setengah jam berlalu, akhirnya reza keluar dri kamar mandi dan memakai pakaian yg rapi, minyak wangi tak mau ketinggalan dan minyak rambut untk membentuk rambutnya jga tak mau ketinggalan. Ia memakai kemeja biru dgn dua kancing dri atas terbuka, agar terlihat ia memakai kaos berwarna putih. Sepatu merah kehitaman menambah penampilannya semakin keren.

**
hyunera yg terus terbaring yg tak boleh banyak berfikir dan skrg harus berfikir lagi
“apa gue terlalu berlebihan ya” batin hyunera mengatakan tenttng kejadian kemarin, melihat ke atas bayangan hanni menyanyikan sebuah lagu untknya, melihat kesamping kiri hanni sedang tersnyum tersipu malu, dan melihat kekanan hanni tersenyum manis, yg ia slalu dapatkan. Bayangan hanni dan hanni terus ada dibenaknya

**
reza membuka pintu café family, mencari gadis bernama hanni, dan terlihat diujung sana, gadis itu memainkan hpnya.

“hye udh lama nunggu” kata reza duduk di depn hanni

“eh elo, barusan aja gue nyampe”tersyum melihat reza. Reza yg terpaku melihat senyum manis dri gadis bernama hanni, hatinya berbunga-bunga. Sempurna batin reza.
 “gue kok mikirin hanni gini? inget za Hanni gebetan shbt lo, sani” batin reza, mengegelng-geleng kepalanya

“lo kenapa? Sakit?” Tanya gadis itu

“ah? Gak kok! Udh lah lupain aja” bls nya, mengacak-acak rambut bagian belakangnya

“oh, oya gue mau minta tolong sm lo, bolh gak?” kata hanni dgn sedikit memohon

“boleh aja, asal ada bayarannya” canda reza mencairkan suasana

“mata duitan lo za” bls dgn nada becanda

“emg mata gue bentuk uang gitu? Kyk tuan crep ?” bls nya

“gak sih! Tpi mata lo kyk bola za, besar” kata hanni menenawakan reza dan pastinya becanda

“ah elo jumpa gue cumn mau bully gue aje, resek lo ni”
“oya lo mau minta bantuin apa? sebelum gue berubah pikiran gk mau nolongin lo” melanjutkan kalimatnya


“lo gak mau nolongin gue tapi tetp lo harus nolongin gue za, guekan udh capek-capek dateng. Gue cuman minta tolong sampein kota ini ke sani, kagak berat kan?” kata nya mendorong kotak yg udh ia siapkan, kotak bercorak keindahan, kehindahan yg slalu dtng saat sani disampingnya

“ini isinya apa ni?” Tanya reza

“lo gak mesti tau kan za? udh deh pokoknya gue mohon sampein kota ini kesani, imbalannya gue traktri lo makan”

“oke bos, traktir makan? Wess ni lo tau aja ya gue lgi laper” menjalankan tangannya seperti hormat lalu memegang  peurtnya saat mengatakan laper.

“yaudh gue balik dulu ya za” katanya berdiri dari tempt duduk

“lo mau kemana? Gue blm lagi selesai makan ni” jawab reza

“gue msh ada urusan lain, elo makan sendiri aja ya! Klu lo kesepian noh tu ada embak-embak cantik, lo panggil aja kesini, nah lo kan gak kesepian lagi. Yaudh gue deluan ya” ucap hanni meninggalkan reza

“heran gue sm tuh anak, jumpa cumn gitu doang! Hanni, hanni lo beda sm cewek-cewek lain tp lo aneh juga” katanya melihat hanni meninggalkan dirinya.

Bersambung…

Awan bersahabat dgn langit, bulan bersahabat dgn bintang, bunga bersahabat dgn ranting, malam bersahabat dgn kegelapan, tanah bersahabt dgn air, hanni bersahabat dgn hyunera dan aku bersahabat dgn yg baca :D

see you part selanjutnya.. I’m Sorry! Goodbye
makin jelek aja ceritanya uuuuuuhhh *sorakinpenulis*   :D

Comments